Zonajember.com, Arjasa -- Kabupaten Jember ternyata kaya akan peninggalan jaman megalithikum. Banyak bebatuan hasil karya manusia pada zaman purba yang ditemukan tersebar di kota tembakau ini.
Salah satu kawasan yang kaya dengan penemuan bebatuan dengan berbagai bentuk itu adalah Desa Kamal, Kecamatan Arjasa.
Desa Kamal berjarak relatif tidak jauh dari pusat pemerintah kabupaten. Kurang 15 Km dari pendopo kabupaten.
Tidak sulit mencapai desa yang memiliki dua situs purba yakni Situs Duplang dan Klanceng itu.
Desa tersebut dapat dicapai dengan mudah semua jenis kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
Di Desa Kamal wisatawan dapat melihat bebatuan berupa Menhir, Peti Kubur Batu atau Sarkofagus, Batu Kenong (mirip kenong alat musik gamelan jawa), batu lumpang dan batu kilis.
Batu-batu bersejarah itu awalnya tidak dihiraukan oleh masyarakat. Padahal dari warisan tak ternilai itu dapat dipelajari bagaimana peradaban manusia ratusan ribu tahun lalu.
Salah satu kuncen atau juru pelihara Situs Klanceng Wahyudi mengatakan di Situs Klanceng saja tidak kurang ada 60 batu.
“Semuanya (ada) 59 sampai di balai desa (satu) batu lumpang jadi 60 batu,” katanya saat ditemui di sekitar situs, Minggu (2/5/2021).
Dulu batu-batu tersebut berserakan di jalan, di sawah, dimana-mana.
Kemudian demi keamanan, sekitar tahun 2000 oleh petugas dari kantor Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB) dikumpulkan menjadi satu di tanah milik Wahyudi.
Dulunya aman dibiarkan di insitunya. Ini yang mudah diambil orang dikumpulkan jadi satu,”kata Wahyudi sembari menunjuk kumpulan batu berbentuk kenong.
Kedua situs tersebut selama ini sering dikunjungi oleh sebagian masyarakat terutama para pelajar dan mahasiswa. Sembari belajar mereka juga berwisata.
”Banyak yang kesini terutama pelajar dan mahasiswa,” sebut Wahyudi.
Selain tanahnya ditempati bebatuan pra sejarah, Wahyudi juga mendapat tugas untuk menjaga dan merawatnya.
”Ya dirawat dibersihkan jadi salah satunya tugas ya itu membersihkan itu,”katanya.
Potensi situs warisan nenek moyang itu seolah belum tergali seperti bebatuan purba itu sendiri.
Belum ada pengelolaan secara profesional sebagai kawasan wisata edukasi, agar dapat memberi manfaat kepada masyarakat dan pemerintah.
Selama ini tidak banyak warga yang tertarik untuk berkunjung.
Selain tidak adanya fasilitas pendukung sebuah kawasan wisata, bebatuan itu hanya teronggok begitu saja tanpa penataan yang dapat menarik wisatawan.
Pemkab Jember melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bersama pemerintah desa setempat sudah seharusnya membangun kawasan tersebut sebagai kawasan purba dengan melengkapi fasilitas pendukung dan melakukan promosi.
Harapannya Desa Kamal akan dikenal sebagai desa purba dan menjadi salah satu lokasi wisata unggulan milik Kabupaten Jember yang banyak dikunjungi wisatawan. (*)
#Humas Media Centre PWJ Asik