Jember -- Universitas Jember mendapatkan penghargaan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (United States Agency for International Development, USAID). Penghargaan diterima secara daring oleh Rektor Universitas Jember bersama Siti Maimunah, mahasiswi Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB), pada acara konferensi inklusivitas bertajuk Sebuah Inisiatif Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Inklusif pada Selasa (5/10).
Acara konferensi digelar oleh Mitra Kunci USAID bekerjasama dengan Ditjen Dikti Kemendikbudristek. Universitas Jember menjadi salah satu dari 10 Perguruan Tinggi Negeri dan 3 Politeknik Negeri di Indonesia yang juga mendapatkan penghargaan hari itu.
Menurut Rektor Universitas Jember, penghargaan ini menjadi apresiasi atas keberhasilan Universitas Jember melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik, khususnya tema kewirausahaan yang sudah dilaksanakan semenjak tahun 2018 lalu. “Alhamdulillah, kerja keras kita semua khususnya kawan-kawan di LP2M dalam menjalankan program KKN tematik khususnya KKN tematik kewirausahaan mendapatkan apresiasi nyata, kali ini dari USAID melalui Mitra Kunci. Animo mahasiswa kita untuk mengikuti KKN tematik kewirausahaan juga sangat baik, dari data yang ada di tahun 2020 lalu ada lima ribuan mahasiswa yang turut serta menjalani program KKN tematik Kewirausahaan,” ujar Iwan Taruna penuh syukur.
Sementara itu, Siti Maimunah terpilih menjadi salah satu dari tiga mahasiswa peserta KKN tematik Kewirausahaan di Indonesia yang berkesempatan memaparkan program yang telah dibuatnya langsung dihadapan Plt. Dirjen Dikti , Prof. Nizam.
Mahasiswi angkatan tahun 2017 ini sukses mendampingi pelaku UMKM, toko kaos Lokatara di Jember. Kesuksesan ini ditunjukkan dengan naiknya omzet Lokatara yang semula hanya sekitar 3 juta rupiah per bulan melonjak menjadi 60 juta rupiah per bulan.
Siti Maimunah menjalankan KKN tematik Kewirausahaan di bulan Juni 2020 lalu ini ni Siti Maimunah.
“Ada tigal hal yang saya lakukan di Lokatara, pertama memetakan pelanggan. Diantaranya jika menyasar pelanggan menengah ke bawah maka desain kaos biasanya memakai warna-warna dasar yang ngejreng, namun untuk pelanggan menengah ke atas kita pakai warna pastel yang lebih adem. Kedua pembenahan toko, kita buat lebih menarik dengan display yang unik dan menyesuaikan dengan tema yang lagi ngetrend. Ketiga, membuat program pemasaran yang inovatif, misalnya jika pelanggan membeli kaos maka akan mendapatkan hadiah tertentu,” ungkap Siti Maimunah.
Pengalaman Siti Maimunah mendapatkan tanggapan positif dari Plt. Dirjen Dikti, Prof. Nizam. Menurutnya saat ini Kemendikbudristek melalui Ditjen Dikti memfasilitasi mahasiswa yang memiliki ketertarikan dan passion di bidang wirausaha melalui program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). “Bagi mahasiswa yang ingin berwirausaha bisa mengembangkan program wirausaha selama tiga semester dan akan diakui sebagai bagian dari perkuliahan. Bagi mahasiswa yang memiliki ide usaha atau sedang membangun usaha rintisan bisa bergabung ke kedaireka.id. Dimana kedareka.id adalah wahana bertemunya mahasiswa dengan para pemangku kepentingan seperti kalangan industri atau investor. Sudah ada dua puluh lima ribu lebih mahasiswa yang bergabung di kedaireka.id,” jelas Prof. Nizam.
Untuk diketahui, Ditjen Dikti Kemendikbudristek telah bekerjasama dengan USAID melalui Mitra Kunci mengembangkan program Kuliah Kerja Nyata Tematik Kewirausahaan (KKN TKWU). Program ini dijalankan di perguruan tinggi negeri maupun swasta di Indonesia semenjak 2017 lalu dengan tujuan mendorong munculnya lebih banyak lagi wirausaha muda, khususnya dari lingkungan kampus. Sejak awal dimulai, KKN TKWU telah melibatkan 38 ribu lebih mahasiswa yang melaksanakan pendampingan UMKM dan rintisan usaha baru di 3.800 lokasi di 146 kabupaten dan kota di Indonesia. (iim)