Tegal Boto - Fakultas Teknologi Pertanian melalui Program Studi Teknologi Hasil Pertanian menyelenggarakan gelar produk bertajuk “Build a Food Diversity by Students Innovation and Creativity”. Kegiatan ini merupakan implementasi dari mata kuliah Pengembangan Produk Baru yang diampu oleh Riska Rian Fauziah.
Parkir mobil Fakultas Teknologi Pertanian pun disulap menjadi ruang untuk para mahasiswa yang telah dibagi menjadi 24 kelompok untuk menyajikan hasil produknya yang telah dikemas secara apik dan menarik agar konsumen tertarik untuk membeli. Ajang yang diikuti oleh mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian Angkatan 2020 Kelas A, B, dan C ini menyajikan produk dengan berbagai macam inovasi. Salah satu hal yang menarik adalah seluruh bahan utama yang digunakan merupakan bahan baku lokal serta memiliki nilai fungsional bagi orang yang mengonsumsinya. Salah satu bahan yang banyak digunakan adalah mocaf (modified cassava flour), dimana bahan yang berupa tepung ini memang banyak dijumpai di Jember dan digunakan sebagai pengganti tepung terigu. Karena mocaf merupakan bahan lokal berkonsep kaya serat dan bebas gluten.
Produk lain yang mencuri perhatian adalah Rendang Kito, produk ini terbuat dari perpaduan antara nangka muda, jamur tiram, dan ISP (Isolated Protein Soy). Sifat nangka muda yang berserat membuat bahan ini dipilih supaya tekstur produk menyerupai daging asli. Produk ini merupakan daging analog berbasis nabati yang sangat cocok untuk orang yang menerapkan gaya hidup vegan.
Ketika ditanya terkait inovasi mana yang paling baik Riska Rian Fauziah menyampaikan, “Seluruh kelompok memiliki inovasinya masing-masing, namun proses trial and error yang dilakukan oleh adik-adik ini juga menjadi hal yang menarik karena dilakukan berulang kali agar menemukan komposisi yang pas baik secara rasa maupun tekstur produk.”
Penilaian secara langsung dilakukan oleh 2 orang dewan juri dengan menilai beberapa poin penting yaitu nilai keunikan atau inovasinya, analisis ekonomi agar produk memiliki nilai komersial yang tinggi, serta analisis kandungan gizi.
Komersialisasi dilakukan oleh para anggota kelompok dengan mencantumkan akun instagram, email, alamat serta nomor yang dapat dihubungi untuk melakukan pemesanan.
Hanya berselang 3 jam dari pembukaan acara yang dilakukan pada pukul 08.00 WIB, beberapa produk sudah habis terjual sehingga jika ada konsumen yang ingin membeli perlu melakukan pre order (PO) terlebih dahulu. Hal ini membuktikan bahwa implementasi dari mata kuliah ini dapat dikatakan berhasil dilakukan sehingga para konsumen tertarik untuk membeli.
Sementara itu, Anisa Nur Fitria Ketua Kelompok 9 salah satu peserta gelar produk yang menyajikan poduk olahan sayur menjadi Ice Cream mengatakan, melalui kegiatan tersebut mahasiswa harus berkompetisi membuat produk inovatif dari bahan baku yang mudah dijangkau dan bermanfaat untuk masyarakat.
“Kami sengaja membuat produk ini mencukupi kebutuhan gizi pada orang atau anak yang tidak menyukai sayuran dan produk kami menggunakan bahan baku alami jadi dapat meminimalisir dampak radikal bebas, terbukti tidak lebih dari 2 jam produk yang kami sajikan habis terjual,” jelasnya.
Dirinya berharap inovasinya dapat dikembangkan dan dapat bermanfaat kepada masyarakat, Pasalnya. Dengan bahan terjangkau dan mudah pembuatannya, masyarakat mendapatkan banyak manfaat untuk peningkatan gizi dan mencegah dari berbagai penyakit. (ton)